Jumat, 05 Juni 2015

secangkir kopi

secangkir kopi di kala sedih
saat sendiri terasa tak bersahabat
dan tawa hanyalah sekedar tawa
dan sedih akhirnya tak kunjung hilang
bahkan tak juga berganti gaya

secangkir kopi di kala gundah
saat riuh rendah mulai redam
saat gundah hanya sekedar hasrat
saat sendiri terasa hampa
bahkan kala dia ada, rasanya sama saja

secangkir kopi di kala terluka
saat luka hanya sekedar luka
tapi, apa akan sembuh?
tersiram lagi dengan luka yang lain
berharap malaikat kebahagiaan datang
meniup terompetnya dan menyanyikan lagu bahagia
tapi, akhirnya kita semua akan pergi...
lalu kembali kosong, lalu kembali hampa

secangkir kopi untuk yang terdalam.
kala kata tak lagi bermakna
dan tawa hanyalah sekedar tawa
kala sedih berujung luka
kala gundah semakin membengkak
kala tak ada lagi kesenangan
tak ada lagi sahabat

secangkir kopi....
akhirnya akan habis
dan meninggalkanku yang sembari meringis
menahan tangis
lalu, kopi akan tetap menjadi kopi,
tetap pahit, dan mungkin tetap mengisi
luka, hampa, dan sendiri....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar