Kamis, 23 Desember 2010

batas dan bebas

Antara batas dan bebas.
aku ingin mencapai batas itu.
mengambil, mengoyak, lalu tunjukan dunia ini ujungnya!
Tapi, sulit. Tak bisa sebenarnya. Dan tak mungkin.
Batas itu sudah absolute.
tak ingin terkekang, tak mau juga aku bebas.
aku hanya ingin saat-saat aku sendiri (dulu).
gak dengan 'aku', juga kalian.
Hanya tak bisa, terlalu pekat. Aku ketakutan dalam sendiriku, dan juga keramaian itu.
Batas itu,
Aku tahu akan batasan itu.
Tak layak juga untukku, tapi aku harus apa??
Mau tak mau memang harus ku dekati.
Walau aku di rumah sekalipun.

Xxx
Rasanya semua itu memang hanya segaris tipis,
Kebahagiaanku, kesedihanku
Kesenanganku, tangisanku
Kebebasanku, keterkekanganku
Egoisku, sabarku
Senyum, tangis
Bahkan aku dan orang lain.
Haahhhh, tipis sekali.
Aku hanya bingung. Dan selalu salah meletakan kebingungan ku,
Dan juga rasa egois itu.
Aku masih manusia. Egoku tinggi. Sulit untuk ku bunuh.

Xxx
Tawa bebas, rasanya dulu menyenangkan,
Sekarang tawa saja rasanya dilarang
Helloooo gue bukan mayat hidup.
I need laughing, need crying, need the cost of live.

Xxx
Aku bukan tak besyukur dengan apa yang ku dapat
Juga bukan karena aku tak memahami arti dari ini semua
Bukan.
Aku hanya ingin menikmati apa yang sudah kurasakan.
Manisnya tawaku, senyumku.
Dan tak ingin aku segera menghapus senyum itu dengan tangis.
Atau mungkin aku sudah banyak tertawa dan sekarang saatnya aku menangis?
Aku gak tau.
Haaahhh, ternyata sulit membunuh rasa egois itu.
Bahwa aku sama saja egois. Bahkan lebih parah.

Xxx
Lalu apa lagi??
Aku harus apa??
To do list ku masih kosong
Semua rencana itu ter-delete dengan sempurna.
Juga kenangan yang sempat kutulis, dan beberapa kebahagiaan yang sempat ku kenang.
Aku butuh tidur, juga butuh keheningan.
Mata ini terlalu lelah untuk melakukan segalanya sendirian.
Dan energiku juga sudah habis terbuang.

Xxx
Aku masih sedikit mencaci batas itu.
Aku terkekang, tapi, batas itu juga membuat aku bebas.
Menikmati semua yang ingin kulakukan diantara dosa.
Bukan niatku kan??
Tak berniat. Apa itu juga dosa??
Aku tak mengerti tentang definisi asli dosa.
Kita salah, apa kita berdosa?
Dosa seperti apa yang bisa dikatakan dosa?
Apa dosa dicatat berdasarkan niat??
Aku masih tak mengerti.
Rumit. Aku suka menyusun puzzle tapi, kadang aku juga bisa bosan
Bosan menyusun, bosan berpikir.
Di balik sosok ku yang kalian bilang ‘dewasa’, aku menyimpan ‘kelakuan’ seperti anak kecil.
Parahnya yaa?? Ckckck.
Tapi aku masih 16, dan aku ingin menikmati usiaku yang tak mungkin kembali saat aku berusia 26 nanti (semoga saja aku dapat mencapai umur segitu)

xxx.
adil.
Aku pinta itu.
Saat kalian bisa menikmatinya, kenapa aku tidak?
Aku mau saja ngelawan, tapi, aku masih punya sopan
Aku diam tapi, tak berarti akan selamanya juga aku diam
Tak selamanya hangat itu hangat kan??
Dan tak selamanya dingin itu dingin kan??
Aku juga begitu. Aku juga punya batas.

Xxx
Aku di batasi,tapi  disaat itu pula aku bebas.
Kebebasan yang di batasi oleh kebebasan itu sendiri.
Mungkin begitu pula hidup yang dibatasi oleh mati.
Juga batas absolute itu yang tak akan pernah salah .

Minggu, 28 November 2010

i wanna be ME!

Kadang ngerasa bodoh dengan diri ku. Hei, I’m vira not another one! Ini wujud, rupa, sikap, sifatku. Tekadang takut untuk disamakan. Aku bukan orang lain. Aku masih seorang vira. Punya hati, mata, telinga, perasaan yang berbeda dengan orang lain. Aku lelah. Lelah untuk mengikuti orang. Aku ingin berbalik arah. Menunjukan ini aku! Tapi, mereka selalu terbiasa menganggapku orang lain. Huffttt…
Tolong saja, cintai aku dengan wujudku apa adanya. Benci aku dengan diriku apa adanya. Aku bukan orang lain. Mungkin aku hanya tertawa garing saat kalian menyamaku dengan banyak orang yang nggak kukenal, hanya tersenyum, ya ampun pakai topeng itu sakit! Hanya sedikit yang mengerti akan wujud asliku. Tenang saja, wujud asliku jauh bahkan ribuan kali cantiknya dari topengku.
Hei, ini masih aku kan? Dengan diriku? Atau aku sudah jadi orang lain?? Hei, aku takut. Takut jadi sesuatu yang tidak pernah aku inginkan. Aku merinding membayangkan diriku saat ini. “vir kamu mirip loh sama sepupuku”, “vir kamu mirip loh sama temenku”, ra coba kamu kaya gini”. Arrrrghhhhh semua kalimat pernyataan itu masuk kedalam otakku. Bakan hanya saat ini. Dari dulu. Aku takut. Takut tak punya kepribadian.
Segelas kafein hangat cukup untuk sedikit menenangkanku. Hanya saja tangan ku masih dingin, gemetar. SERIUS!! Kalau kalian hanya menganggapku pembohong, kalian salah. Pernah kalian ngerasa di bandingkan, dianggap orang lain, disamakan? Sakit bodoh!! Jujur aku seperti boneka, tak punya kepribadian. Aku berontak bukan karena aku nakal, tenang saja kembaranku cerewet, hanya saja mencari ‘aku’ yang sebenarnya. Jangan anggap aku seprti ini karena aku bergaul, berteman dengan siapa, tapi, ini aku yang sebenarnya. I wanna try it. Yaa g parah-parahlah. Aku memang seperti ini kan??
Tantangan itu menyenangkan. Rasanya saat kalian menjalani tantangan itu kalian merasa bebas. Free. You can be yourself for a moment. Teman-temanku bilang aku gila karena pernah bergoncengan dengan kecepatan 110 km/jan (thanks friend, that’s very awesome!!!  I never forget it!), tapi jujur gue malah kegirangan!! Gue mau lagi goncengan kaya gitu. Aku pernah dipukul sama temenku gara-gara bawa dia laju-laju di jalanan super crowded, dimarahin sama ortu gara-gara jatoh dari si merah (baca: my beloved motorcycle) dan teseret jauh dari si merah. Hahahahahaha, itu menyenangkan kawan! Aku gila kah? Aku tau dan sadar itu bahaya, tapi ingat, kadang otak sama hati itu nggak sinkron hahahaha.
This is my freedom. Jangan marahin aku dengan kegilaanku ya teman. Cuma ini yang bias kulakukan sebelum akhirnya aku benar-benar tak mengenali diriku lagi.