Kamis, 03 Maret 2016

pemikiran tentang banyak hal

jaman sekarang, makin hari makin miris. saya baru aja selesai baca mini artikel dari sosmed yang memberitakan kalau bocah SD udah berani nyebarin foto lagi berduaan, di kamar, dalam keadaan nutupin dada pake selimut, di akun sosmednya dia (https://www.facebook.com/ouvhall.damaii). jujur saya kaget dan cuma bisa geleng-geleng kepala sambil poker face. miris dengan semua pergaulan jaman sekarang yang makin hari makin rusak. saya gak tau ini salah di ortu-nya, pergaulannya, atau teknologinya?

saya kasian sama ini anak, terlalu banyak yang nge-judge dia dengan semua hal yang dia lakukan, dan kalau pun saya bilang dia masih kecil, gak mungkin anak kecil pamer foto kayak gitu toh? jadi salah siapa kah? 
saya gak mau jadi pakar sih, karena emang bukan bidangnya, ini murni pemikiran saya. seumuran dia, saya masih main sama orang tua, minta mama ngikatin rambut kuncir 2, main sepda bareng teman-teman komplek, manjat pohon, main di paret, main di hutan, kejar layangan. kalau dibilang saya gak punya mainan canggih, anda salah. waktu itu saya di belikan nintendo model terbaru sama bapak, karena naik kelas 6, saya juga punya playstation dirumah, tapi asiknya main gundu sama main di tanah jauh lebih menyenangkan. mungkin, masalahnya adalah, teknologi kita udah mulai berbeda. saya ingat banget, waktu berangkat kuliah sebulan lalu, saya liat anak SD ngalungin handphone A***E, kayak ngegantung apel beneran, kayak gak ada harganya. sekarang, anak SD mana yang gak tau dengan facebook, twitter, path, bahkan yang lagi booming snapchat! saya lupa ini kata-katanya siapa tapi dia bilang, semakin maju teknologi kita, makin bodoh kita dibuatnya. teknologi is good, but sometimes we use it in wrong way. sekarang dimana-mana pakai sosmed, bahkan propaganda-propaganda gak jelas juga lewat akun sosmed, di report 1, tumbuh ratusan juta. salahkah teknologi? tidak. yang salah adalah kita yang tidak memilah teknologi itu, terutama informasi didalamnya

ingatkah anda dengan judul sinetron panji milenium, saraz 008, jin dan jun, dsb? iya itu tontonan saya. dari tontonan itu, saya gak diajarin masalah cinta-cintaan, cium-ciuman, bahkan untuk jadi kaya. saya diajarin jadi jujur, berani,pintar, dan kreatif. sinetron jaman sekarang makin gila! mulai dari jokes yang gak mendidik sampai tv serial yang ngajarin nge-bully teman demi mendapatkan pacar impian. damn! ini  yang ditonton sama anak-anak! salah acaranya kah? tidak. yang salah adalah, kita yang gak bisa memilah, tontonan yang baik, sama yang tidak.

yang jadi pemikiran saya yang paling dalam adalah masalah orang tua. itu anak orang tuanya tertalu gaptek kah? atau memang sudah tak peduli? orang tua saya usia udah 50an. mereka punya sosmed, mereka selalu ngecek anaknya lewat sosmed. itu orang tua saya. yah walaupun kadang saya harus marah-marah karena saya ngerasa di stalking sama mereka, tapi mereka mo tau ini anaknya 'betul' aja kah isi sosmednya? kadang juga harus kesal karena harus ngajarin mereka, but they want to learn! how about this girl's parents? kalau saya itung-itung kira-kira masih 30an lah, dan itu terbilang masih muda kok. tidak sempatkah ngecek anaknya?  yah saran aje sih buat ortu disana, dan teman-teman yang mo jadi ortu, plis stop give your gadget to your children even they are the most annoying child you ever have. play with them, read them a book. ini selalu jadi cita-cita saya kalau udah punya anak nanti. no gadget, yes to book. ini bukan salah orang tua lagi, hanya saja, mungkin sebenarnya mereka juga lelah, pulang kerja gak sempat ngecek anak. orang tua saya gitu sih. semakin sibuk, semakin sulit ngecek anak. dilema juga, karena kalau gak kerja, anaknya makan apa? setelah dipikir-pikir, juga kasihan sama orang tuanya ini anak. 

hhaaahhh, mungkin saya juga sama kayak orang lain diluar sana, yang nge-judge ini anak, hanya dengan cara yang berbeda, dengan maksud yang sama. peran orang tua, teknologi, media massa, jelas punya pengaruh yang besar terhadap perkembangan anak. sekali lagi saya bukan pakar, hanya miris. peran orang tua yang lebih besar disini, karena merekalah yang menjadi pertahanan pertama terhadap dampak buruknya perkembangan teknologi dan 'liar'nya media massa. meraka yang bisa menjelaskan suatu alasan kenapa teknologi ini dibuat, kenapa suatu berita harus diberitakan. 

ibu saya selalu menjelaskan maksud dari berita yang saya tonton plus wejangan ala ibu-ibu. bapak saya selalu marah kalau kami nonton film barat yang belom disensor adegan ciumannya waktu kami masih SD, walaupun hanya kartun. yah, mungkin si adek ini bukan saya dan saya juga gak bisa ngebandingkan dengan hidup saya. mungkin ini caranya dia 'memberontak' dengan segala kemudahan yang dia terima. hanya saja imbasnya terlalu besar bagi moral. miris, sedih, kasihan.

terkadang, untuk menjadi lebih baik, kita harus mengorbankan banyak hal. lantas, apakah pantas kita mengorbankan generasi penerus bangsa dengan hal-hal seperti ini hanya karena kita tidak mau dianggap ketinggalan berita dan gaptek? mungkin, memang saatnya saya dan anda memikirkan hal ini lebih jauh dan dalam lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar